Batik kawung adalah salah satu dari sekian motif batik yang berasal dari tanah Jawa. Batik ini tergolong sebagai salah satu batik tertua karena muai muncul di abad ke-9 lalu. Meski telah ada sejak abad 9, namun perkembangan penggunaan batik motif ini baru terjadi pada jaman Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat yakni pada tahun 1755 atau abad ke-18.
Dahulu motif batik ini hanya boleh dikenakan oleh keluarga kraton dan kalangan tertentu saja. Tapi pekembangan dunia fashion yang semakin pesat membuat batik ini menjadi salah satu motif yang banyak diminati oleh semua kalangan.
Asal usul batik Kawung
Banyak orang yang ternyata belum mengetahui bentuk dari motif batik kawung. Adapula yang sudah memakainya namun tidak mengetahui jika motif batik tersebut adalah batik kawung. Bentuk batik ini seperti kolang-kaling yang disusun secara simetris di dalam empat sudut persegi. Pola geometrisnya membuat motif ini terlihat sangat menarik.
Di balik menawannya motif batik kwangwung tersimpan sejarah dan asal-usul yang perlu diketahui. Terdapat dua versi yang menceritakan tentang asal usul dan sejarah dari kelahiran batik kwangwung:
- Versi yang pertama, batik ini berasal dari hewan bernama kwangwung. Kwangwung merupakan hewan sejenis kumbang yang dahulu merupakan hama pengganggu tanaman kepala. Banyak petani yang mengeluhkan kedatangan hama ini. Kwangwung yang berbentuk oval dengan pola melingkar dan warna coklat gelap serta mengkilap dipercaya menjadi dasar ide atas corak batik kawung.
- Versi kedua menceritakan bahwa kemunculan motif batik ini berasal dari buah tumbuhan aren. Nama buah tersebut adalah kolang-kaling. Untuk cerita versi kedua ini lebih banyak dipercaya oleh masyarakat. Asal batik kwangwung pada versi ini adalah dari seluruh komponen buah kolang-kaling yaitu kulit, biji serta buah. Kemiripan motif batik kawung dengan kolang-kaling dapat dibuktikan dengan cara membelah buah ini menjadi dua. Kedua belahan buah kolang-kaling akan menunjukkan pola simetris yang sangat mirip.
Sejarah batik kawung
Menurut penelitian, motif batik kawung telah ditemukan di beberapa relief dinding di berbagai candi bercorak Hindu. Salah satunya adalah Candi Prambanan. Perlu diketahui bahwa motif kawung tergolong ke dalam motif ceplok. Motif ceplok sendiri merupakan suatu nama geometris yang sangat presisi dan repetitif dengan susunan pola berbentuk lingkaran, bintang atau bunga.
Pada salah satu arca Ganesha yang berada di Candi Prambanan, terlihat motif ceplok atau nitik yang memiliki hubungan kuat dengan perkembangan batik kawung. Candi Prambanan sendiri mulai dibangun sejak abad ke-9. Jadi, dapat diartikan bahwa sebenarnya masyarakat Jawa telah mengenal motif kawung jauh sebelum abad ke-17. Saat Kesultanan Ngayigyakarta Hadiningrat menggunakannya.
Dahulu batik kawung hanya untuk kalangan tertentu
Kesultanan Ngayogyakarta mulai memiliki kekuasaan sejak abad 17. Sejak itu pula, masyarakat melaksanakan apa yang menjadi aturan yang ditetapkan oleh kesultanan. Termasuk dalam urusan berbusana, kesultanan menjadi poros kekuasaan.
Pada awalnya yang boleh menggunakan motif batik kawung hanyalah Sri Sultan Hamengkubuwono dan keluarga kerajaan saja. Kedudukan batik kawung saat itu setara dengan beberapa motif batik yang memang hanya boleh dikenakan oleh kalangan keluarga seperti udan liris, alas-alasan, semen, parang, parang rusak, sawat hingga cemukiran.
Namun karena perkembangan teknologi dan jaman yang melesat, kini motif batik kawung masuk ke dalam jajaran batik modern. Batik kawung telah dapat diaplikasikan di berbagai fashion modern. Bahkan kini batik kawung modern telah mudah didapat di berbagai gerai fashion. Minat kecintaan masyarakat akan batik tidak hanya terjadi di dalam negeri saja, kini batik berhasil menjadi trend fashion yang telah mendunia.
Makna motif batik kawung
Batik kawung mempunyak beberapa makna yang disesuaikan dengan filosofi serta sejarah serta perkembangan keberadaannya. Terdapat beberapa makna filosofi batik kawung antara lain:
-
Hati yang suci atau bersih
Makna dari batik kawung yang pertama adalah memiliki hati yang suci atau bersih. Hal ini disebabkan karena buah kawung memiliki daging yang berwarna putih bersih di balik kulitnya yang keras. Hal ini menunjukkan bahwa hati yang bersih tak perlu diperlihatkan secara berlebihan di hadapan orang lain.
-
Sebagai lambang kebijaksanaan
Di balik motif indah batik kawung terdapat makna bahwa kawung sebagai lambang dari kebijaksanaan, kearifan serta kemampuan untuk mengendalikan diri. Kawung dalam Bahasa Jawa berarti suwung. Suwung memiliki arti sebagai sebuah kekosongan. Akan tetapi, kekosongan yang dimaksud dalam makna kata ini adalah kekosongan dari nafsu dan hasrat duniawi. Dengan begitu, seseorang dapat memiliki pengendalian diri yang sempurna.
-
Pemersatu rakyat
Kata kawung dalam filosofi Jawa juga diartikan sebagai sederek sekawan hangsar pancer. Oleh karenanya, batik kawung bermakna sebagai pemersatu rakyat.
-
Bermanfaat bagi orang banyak
Batik kawung juga menyimpan makna agar dapat bermanfaat bagi banyak orang. Pohon aren yang menghasilkan buah kolang-kaling mampu memberikan banyak sekali manfaat bagi orang mulai dari batang, daun, lidi, buah, serabut hingga akarnya.
Model Kebaya Jawa Klasik yang Vintage dan Menawan
Setiap motif batik yang berasal dari tanah Jawa pasti memiliki makna dan arti dalam penggunaannya. Termasuk batik kawung yang sejarah dan asal usulnya sangat menarik untuk disimak.