Mendeteksi Kehamilan Setelah Berhubungan yang Akurat

Kehamilan merupakan anugerah, proses luar biasa dan terkadang memberikan hal-hal yang baru untuk bunda yang sedang mengalami masa kehamilan, apalagi kehamilan pertama. Jika siklus menstruasi terlambat atau berhenti, meskipun seorang wanita teratur menggunakan alat kontrasepsi, maka sudah bisa dipastikan bahwa sudah terjadi kehamilan.

Apalagi jika dalam kondisi tersebut terdapat gejala-gejala kasat mata yang mudah dikenali, seperti muntal dan mual, sering buang air kecil, perubahan bentuk fisik dan lain sebagainya yang bisa dijadikan dasar pendeteksian kehamilan oleh sebagian orang.

Seorang dokter spesialis kandungan (SPoG) dapat menbdeteksi kehamilan jika siklus haid benar-benar berhenti dan juga melalui gejala-gejala lain yang terkadang muncul sebelum haid berhenti, seperti membesarnya payudara karena kalenjar ASI meningkat, rasa sakit dan nyeri pada payudara, konstipasi atau masalah buang air kecil.

Mendeteksi kehamilan juga bisa dilakukan sebelum menstruasi itu terhenti dengan pengukuran sederhana pada rata-rata hormon dalam darah. Akan tetapi, opsi ini mengakibatkan hasil hasil yang kurang akurat ketika ada darah atau protein dalam air seni dan dalam keadaan penganalisaan setelah masa menopouse. Karena hormon-hormon tersebut terkandung secara alamiah didalam air kencing seorang wanita setelah mencapai masa menopouse.

Namun demikian, beberapa hasil analisa dari berbagai jenis hormon dalam darah memiliki tingkat keakuratan yang hampir mendekati terpercaya 100%, berbeda dengan pendeteksian menggunakan air seni yang dilakukan dengan cara yang mudah dan relatif murah. Ketika sel telur yang tertanam di dalam rahim bunda telah dibuahi spermatozoa, maka dengan segera ia akan membentuk hormon yang membantu perkembangan dan pertumbuhan janin. Hormon tersebut keluar dari tubuh (proses eksresi) melalui air seni dan bisa dijadikan sebagai salah satu cara untuk mengetes kehamilan.

Keabsahan dalam mendeteksi kehamilan yang dilakukan menggunakan air seni, tergantgung pada jenis pendeteksian yang digunakan dan pemusatan hormon-hormon pada air kencing. Penyebab ketidak akuratan pendeteksian hamil secar tradisional adalah karena pendeteksian dilakukan terlalu dini, misal test pack dilakukan h+1 atau h+2 setelah berhubungan. Logikanya saat H+2 setelah berhubungan adalah masa dimana spermatozoa masih mencari, perjalanan ke ovum dan berusaha menembus sel telur.mendeteksi kehamilan sejak dini mendeteksi kehamilan sebelum telat haid mendeteksi kehamilan secara alami mendeteksi kehamilan lebih dini mendeteksi kehamilan awal mendeteksi kehamilan dengan cuka mendeteksi kehamilan kambing mendeteksi kehamilan secara dini mendeteksi kehamilan sedini mungkin mendeteksi kehamilan dengan cara meraba perut

Ada 4 jenis cara mendeteksi kehamilan, yaitu :

  1. Pendeteksian kehamilan secara tradisional (test pack). terkadang cara ini bisa memberitahukan kehamilan kepada bunda sejak dini, yaitu sejak hari pertama bunda tidak mengalami menstruasi (atau sekitar 14 hari setelah kehamilan / 14 hari setelah telat haid), bahkan hasilnya bisa diketahui hanya selang beberapa menit sejak pendeteksian kehamilan pada sampel air seni.
  2. Pendeteksian kehamilan di laboratorium, Keakuratan hasil dcetekesi dari cara ini bisa mencapai 100%, yaitu bisa mendeteksi zat, protein dan jumlah hormon yang ada dalam air seni secarat akurat dan proses ini dilakukan di laboratorium atau klinik kusus wanita. Untuk mendapatkan ghasil terbaik, sebaiknya melakukan pendeteksian 7-10 hari (h+ 7 s/d h+ 10) setelah berhubungan.
  3. Pendeteksian melalui darah, keakuratan hasil deteksi kehamilan menggunakan cara ini hampir 100% dan bisa dilakukan sejak dini, yaitu 4-7 hari setelah berhubungan atau 7 hari setelah telat menstruasi. pendeteksian kehamilan ini bisa membantu dalam menentukan kapan terjadinya kehamilan dengan metode mengukur jumlah hormon yang terkandung didalam darah. namun demikian, apapun hasil hasil penelitian laboratorium, tetap harus diikuti oleh uji medis dan penelitian yang bereksinambungan jika hasil hasilnya tetap menunjukkan negatif.
  4. Mendeteksi Kehamilan dengan Pasta Gigi , Cuka atau pemutih pakaian. Bila ditanya soal bisa atau tidaknya penggunaan pasta gigi/cuka/pemutih, maka jawabannya adalah sebagian ibu hamil pernah mencoba dan kebetulan hasilnay sesuai. Caranya adalah dengan menampung urin peretama kali di pagi hari pada sebuah wadah, kemudian siapkan pasta gigi/cuka di wadah lain. tetestkan beberapa tetes urin ke wadah yang sudah dituangkan pasta gigi. Apabila pasta gigi berbusa, berdesisi dan berubah warna maka kemungkinan besar hasilnya positif.

Jika hasil pendeteksian 4 metode diatas masih menunjukan hasil yang negatif meskipun sudah mengalami telat haid, maka bunda harus segera memeriksakan dirinya ke bidan maupun dokter spesialis kehamilan untuk menghindari terjadinya kehamilan di luar kandungan atau yang lebih dikenal dengan hamil anggur. Jika sudah telah haid selama seminggu maka kehamilan juga bisa di deteksi menggunakan gelombang ultrasonik atau yang lebih dikenal dengan USG.


Demikianlah penjelasan artikel tentang cara dan metode yang bisa digunakan untuk mendeteksi kehamilan. Semakin dini kehamilan diketahui, itu bisa memebantu bunda apa-apa saja yang harus dilakukan agar bunda dan janin sehat dan selamat.

Share Artikel ini ke Teman
Twitter Pinterest Facebook WhatsApp

Leave a Reply or Question

Author

CEO DeckaRenas Afri Yanto S.Kom, An engineer who loves to write about education, lifestyle, tech stuff and popular sciences. CP: Tweet | FB | IG