Imunisasi HIB merupakan imunisasi yang diberikan untuk mencegah serangan kuman Haemophilus Tipe B. Kuman ini merupakan kuman penyebab infeksi dan radang yang menyerang bagian selaput otak. Ketika seseorang terserang kuman ini, maka kemungkinan untuk bisa disembuhkan akan sangat kecil.
Sebelum vaksinasi HIB ditemukan, angka kematian bayi berusia 6 bulan di Amerika dan Inggris sangat tinggi. Setelah jenis vaksin ini ditemukan dan diberikan kepada bayi, angka kematian bayi akibat serangan virus Haemophilus langsung berkurang drastis.
Di Indonesia sendiri, vaksinasi HIB masih belum gencar dilakukan. Hingga saat ini (2015), vaksinasi HIB masih belum dijadikan sebagai salah satu vaksinasi wajib untuk bayi. Padahal di beberapa daerah seperti Jakarta, Tanggerang dan Mataram, telah ditemukan bayi berusia kurang dari 6 bulan yang terserang penyakit radang selaput otak yang disebabkan oleh kuman haemophilus.
Jadwal Pemberian Imunisasi DPT
Pemberian vaksinasi DPT biasanya dilakukan sebanyak dua hingga tiga kali dalam satu tahun, tergantung dengan jenis vaksin yang diberikan. Jenis vaksin HIB sendiri dapat dibagi menjadi dua yaitu Vaksin HIB PRP – OMP dan HIB PRP – T. Vaksin HIB PRP – OMP biasanya diberikan sebanyak dua kali sebelum anak berusia 6 bulan, sedangkan Vaksin HIB PRP – T diberikan sebanyak tiga kali dalam satu tahun.
Pemberian vaksin pada anak – anak di atas 1 tahun dapat dilakukan satu kali saja. Hal ini dikarenakan, ketika anak sudah berusia 1 tahun, kemungkinan anak terserang radang selaput otak akan semakin rendah.
Imunisasi DPT sendiri biasanya hanya dilakukan untuk anak – anak berusia di bawah 4 tahun saja. Setelah anak berusia di atas 4 tahun dan tidak menunjukkan tanda – tanda serangan kuman haemophilus, maka dapat dipastikan 97% anak tersebut tidak akan terserang kuman haemophilus seumur hidupnya.
Efek Samping yang Mungkin Timbul
Pemberian imunisasi DPT biasanya tidak menimbulkan efek samping apapun. Meskipun begitu, pada beberapa kasus, ditemukan gejala demam sesaat setelah anak diberi vaksin DPT.